Survei Capres dan Cawapres Terbaru di Pulau Jawa: Jatim, Jateng, Jabar hingga DKI Jakarta
Editor : Taufik H | 23.00 wib
Dok.newspantau/istimewa.
Capres dan Cawapres 2024
----------------------------------------------------------
NewsPantau.com -- Peneliti dari Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kompas, Toto Suryaningtyas, memperkirakan bahwa persaingan antara pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) di Provinsi Jawa Timur (Jatim) dan Jawa Barat (Jabar) akan menjadi yang paling ketat dalam Pemilihan Presiden (Pipres) 2024 mendatang.
Hal ini disebabkan oleh belum adanya nama pasangan calon yang mendominasi di dua provinsi tersebut dengan suara yang signifikan.
Toto menjelaskan bahwa setiap pasangan capres dan cawapres memiliki wilayah yang menjadi lumbung suara mereka.
"Di Pulau Jawa, masing-masing capres memiliki keunggulan, misalnya dari DKI Jakarta, Anies Baswedan memiliki keunggulan, sedangkan di Banten dan Jabar, Prabowo Subianto memiliki keunggulan. Sementara untuk Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim), Ganjar Pranowo merupakan figur yang paling unggul," ujar Toto kepada awak media pada Minggu, 29 Oktober 2023 kemarin.
Namun, Toto menekankan bahwa keunggulan dalam hal ini tidak bersifat mutlak.
Misalnya, Prabowo di Jabar tidak mencapai 50 persen, mungkin hanya sekitar 35 persen, begitu juga dengan keunggulan Ganjar di Jatim yang tidak mutlak, berkisar antara 35-40 persen dibandingkan dengan calon-calon lain.
Toto juga menyoroti langkah Prabowo Subianto yang mencoba untuk menggandeng Gibran Rakabuming Raka dalam upaya memperoleh suara dari Jateng.
Namun, Jateng memiliki basis pendukung yang kuat dari PDI Perjuangan, sehingga sering dijuluki "kandang banteng."
Selain itu, Toto menyatakan bahwa elektabilitas tinggi Gibran di Jateng cenderung mengarah pada posisi sebagai gubernur, bukan cawapres.
"Ketika ditanya siapa yang paling berpotensi menjadi gubernur Jateng, jawabannya hanya sekitar 10 persen paling tinggi, dan jawabannya cenderung mengarah ke Mas Gibran untuk gubernur, bukan cawapres," ungkap Toto.
Toto pun menyebut para kandidat mesti masuk ke masing-masing wilayah dan menyesuaikan subkultur setempat untuk menarik simpati pemilih. Mendekati tokoh penting di sebuah daerah dipandang tidak akan mempan jika kandidat tidak "masuk" ke daerah tersebut.
"Waktu itu (tokoh penting di) Jabar, RK (Ridwan Kamil), waktu masih gubernur, sama Khofifah (Jawa Timur), DIY Sri Sultan, tapi kalau ditanya relevansinya dengan capres-cawapres raih simpati, nggak bisa dan nggak cukup meraih, harus masuk subkultur karena puluhan juta pemilihnya," kata Toto.
Setelah Berikan Privilese Kepada Jokowi dan Keluarga, Ungkit Masa Lalu?
Hal ini disebabkan oleh belum adanya nama pasangan calon yang mendominasi di dua provinsi tersebut dengan suara yang signifikan.
Dok.newspantau/istimewa.
Capres dan Cawapres 2024
----------------------------------------------------------
Toto menjelaskan bahwa setiap pasangan capres dan cawapres memiliki wilayah yang menjadi lumbung suara mereka.
Namun, di Jatim dan Jabar, keunggulan pasangan tertentu cenderung tidak bersifat mutlak.
"Di Pulau Jawa, masing-masing capres memiliki keunggulan, misalnya dari DKI Jakarta, Anies Baswedan memiliki keunggulan, sedangkan di Banten dan Jabar, Prabowo Subianto memiliki keunggulan. Sementara untuk Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim), Ganjar Pranowo merupakan figur yang paling unggul," ujar Toto pada Minggu, 29 Oktober 2023.
Namun, Toto menekankan bahwa keunggulan dalam hal ini tidak bersifat mutlak.
Misalnya, Prabowo di Jabar tidak mencapai 50 persen, mungkin hanya sekitar 35 persen, begitu juga dengan keunggulan Ganjar di Jatim yang tidak mutlak, berkisar antara 35-40 persen dibandingkan dengan calon-calon lain.
Toto juga menyoroti langkah Prabowo Subianto yang mencoba untuk menggandeng Gibran Rakabuming Raka dalam upaya memperoleh suara dari Jateng.
Namun, Jateng memiliki basis pendukung yang kuat dari PDI Perjuangan, sehingga sering dijuluki "kandang banteng."
Selain itu, Toto menyatakan bahwa elektabilitas tinggi Gibran di Jateng cenderung mengarah pada posisi sebagai gubernur, bukan cawapres.
"Ketika ditanya siapa yang paling berpotensi menjadi gubernur Jateng, jawabannya hanya sekitar 10 persen paling tinggi, dan jawabannya cenderung mengarah ke Mas Gibran untuk gubernur, bukan cawapres," ungkap Toto.
Toto pun menyebut para kandidat mesti masuk ke masing-masing wilayah dan menyesuaikan subkultur setempat untuk menarik simpati pemilih. Mendekati tokoh penting di sebuah daerah dipandang tidak akan mempan jika kandidat tidak "masuk" ke daerah tersebut.
"Waktu itu (tokoh penting di) Jabar, RK (Ridwan Kamil), waktu masih gubernur, sama Khofifah (Jawa Timur), DIY Sri Sultan, tapi kalau ditanya relevansinya dengan capres-cawapres raih simpati, nggak bisa dan nggak cukup meraih, harus masuk subkultur karena puluhan juta pemilihnya," kata Toto.
Toto juga menekankan bahwa para kandidat harus masuk ke masing-masing wilayah dan menyesuaikan dengan subkultur setempat untuk mendapatkan dukungan pemilih.
Pendekatan kepada tokoh penting di sebuah daerah tidak akan berhasil jika kandidat tidak memahami subkultur setempat.
"Pulau Jawa tetap dianggap sebagai lumbung suara yang signifikan menjelang Pemilu 2024. Pulau ini memiliki lebih dari 115 juta pemilih dari total 204,8 juta pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) KPU," tambah Toto.*** @taufik/susan
#Survei Terbaru
#Pilpres 2024
#Pulau Jawa