INSIDA Gresik Gelar Sarasehan Refleksi HSN 2023, Ning Lia Sebut Sosok Sociopreneur adalah Pribadi SUPERRR
Editor : Imam Wibowo | 18.30 wib
Dok.newspantau/istimewa.
Suasana Sarasehan Refleksi HSN 2023 bersama Sekretaris MUI Jatim, Dr Lia Istifhama, M.E.I., di INSIDA Gresik, Selasa (24/10/2023).
----------------------------------------------------------
Gresik, NewsPantau.com -- Institut Agama Islam (IAI) Daruttaqwa (INSIDA) Gresik menggelar Sarasehan Refleksi Hari Santri Nasional (HSN) 2023, Selasa (25/10). Berlangsung tepat di aula, sarasehan tersebut dihadiri ratusan peserta yang merupakan mahasiswa aktif, sarasehan tersebut mengambil tema besar, Prepare Your Future With Islamic Sociopreneur.
Sarasehan tersebut, dibuka oleh Rektor Dr. A. Syifa’ul Qulub. Tiga Nara sumber hadir dalam sarasehan, yaitu Ketua TP PKK Kabupaten Gresik, Nurul Haromain, Ketua DPD Perempuan HKTI Jawa Timur, Lia Istifhama, dan Trainer Nasional Erfand Rakhashiwy yang memberikan motivasi sekaligus hipnoterapi.
Rektor INSIDA Gresik Syifaul Qulub mengatakan, sarasehan HSN ini diselenggarakan sebagai refleksi para mahasiswa. Sebab, lulusan INSIDA diharapkan bisa menjadi SDM yang kelak memberi manfaat untuk lingkungannya.
Dok.newspantau/istimewa.
“Forum ini sebagai penguatan nalar akademis mahasiswa agar mereka nantinya bisa menjadi lulusan yang punya jiwa enterpreneur kemudian bisa memberi manfaat untuk banyak orang. Nalar akademis merupakan pondasi penting terwujudnya jihad intelektual yang muaranya membentuk spirit Jihad Santri Jaya Negeri,” ujarnya.
Sebagai kampus berbasis pesantren, pria yang akrab dipanggil Gus Afuk ini menambahkan, bahwa mental mahasiswanya harus disiapkan sejak dini di era disrupsi. Agar mereka mampu bersaing kompetitif saat memasuki era bonus demografi.
Sementara Nurul Haromain, istri Bupati Gresik, menyemangati peserta bahwa santri tidak boleh hanya bisa mengaji. Santri juga harus bisa mandiri secara ekonomi.
Dok.newspantau/istimewa.
Dr. Lia Istifhama, M.E.I., ketua DPD PT HKTI Jatim dan Sekretaris MUI Jatim.
----------------------------------------------------------
Sedangkan Ning Lia yang merupakan keponakan Gubernur Khofifah, menjelaskan bahwa sosok sociopreneur tak lepas dari teori keterlekatan antara sosial dan ekonomi, diantaranya menurut Mark Granovetter.
Seperti biasa, Ning Lia membuat istilah khusus untuk mengidentifikasikan sosok sociopreneur. Adalah SUPERRR: yang dijelentrehkan olehnya sebagai perpaduan kepribadian sociable, unique, problem solver, empathy, dan responsibility, resolution, resiliency.
“Sociable adalah bagaimana pebisnis membangun modal sosial di tengah society of digitalization. Modal sosial adalah, bagaimana tercipta credit slip atau timbal balik kebaikan,” kata aktivis sekaligus sekretaris MUI Jatim tersebut.
Dalam Islam, lanjutnya, istilah at-ta’awun. Ini pembentuk masyarakat asosional yang memiliki jiwa altruisme, yaitu memiliki tujuan membantu kehidupan sosial masyarakat dan mampu mengaplikasikan prinsip khoirunnas anfauhum linnas.
Berikutnya adalah keunikan. Bahwa unik bukan aneh, melainkan inilah identitas dan karakter diri yang menjadi pembeda dengan orang lain dalam mengaktualisasikan potensi diri. Kemudian jadilah seorang problem solver, yaitu memiliki strategi menyelesaikan masalah.
“Prinsipnya, selesaikan masalah dengan mudah, satu per satu. Empati juga harus dimiliki, karena inilah, bentuk investasi orang lain akan ‘peduli’ dan mendukung bisnis kita,” tandasnya.
Karakter terakhir adalah perpaduan responsibility, resolution, resiliency. Seorang pebisnis harus memiliki kesadaran tanggung jawab, resolusi atau impian ke depan, dan resiliensi, yaitu mampu bertahan dan melewati masa sulit.
“Saya menekankan teori resiliensi yang memiliki tiga aspek, yaitu ‘I have’, ‘I can’, dan ‘I am’, yang saya tarik sebagai aspek resiliensi dalam bisnis atau business endurance,” ujar Calon Anggota DPD RI 2024 ini. *** @imam/red