Puisi Asa Ning Lia Bangkitkan Motivasi Peserta Festival: Pentingnya Bangun Peran Tanpa Jabatan
Editor : GusSalamun | 16.00 wib
Dok.newspantau/istimewa.
Dr. Lia Istifhama, MEI., (tengah) saat menjadi narasumber di acara Ngobrol Literasi di festival Literasi Kabupaten Lumajang, Sabtu (16/7/2022) lalu.
----------------------------------------------------
Lumajang, newspantau.com – Agenda tahunan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dan dipandegani Pustakawan Malikha Rustya kali ini berjalan sukses melalui Festival Literasi, Sabtu (16/7/2022) lalu.
Acara Talkshow yang juga merupakan gerakan Literasi 1000 Penulis bertajuk ‘Ngobrol Literasi: Literasi Sastra dan Sektor Pertanian dalam Era Industri Kreatif’ menghadirkan beberapa narasumber.
Hadir di Auditorium Perpustakaan Daerah Mulamalurung sebagai narasumber tersebut adalah Ketua Perempuan Tani HKTI Jatim Dr. Lia Istifhama, Kabid Holtikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Lumajang Ir. Donny Ananto Nilantoko, MP., dan sastrawan difabel Kartini Ayu serta moderator dari Kasi SMA/PKLK Cadindik Wilayah Jember Ratna Dewi.
Acara yang dikemas santai dan diiringi sajian musik akustik dari Firman Wawa seorang musisi Lumajang serta pertunjukan teatrikal dari Gatra dan juga SMA Plus Bustanul Ulum Jember tersebut, dipenuhi antusiasme peserta.
Jika Kartini Ayu yang telah malang-melintang di tingkat Asia sebagai seorang penulis dan sastrawan membacakan puisi berjudul Surat Untuk Kartini, maka Ning Lia membacakan puisi tentang asa yang dibuatnya 2020 silam.
Begini isi puisinya:
Pandanglah ke depan.
Jauh.. sejauh yang sanggup kau tangkap.
Luas… seluas yang sanggup kau dekap.
Andai kau temui tembok pembatas yang menjadi pembedamu dengan orang lain.
Tembok pembatas yang menjadi muasal ego dan angkuhmu.
Tembok pembatas yang menjadi alasan adanya kebencian dan kedengkian.
Tembok yang menolak semangatmu namun justru menerima putus asa mu.
Maka… buanglah semua tembok itu.
Pandanglah ke depan menghirup karuniaNya.
Memuja kebesaranNya hingga kau sadari semua kesempurnaan insan ialah semu.
Tak perlu kau bandingkan pencapaianmu dengan lainnya.
Pandanglah ke depan menatap gerakan langit dengan kilauan pijar matahari yang kian syahdu.
Dan gerakkan hatimu… gerakkan nuranimu.
Menjadilah besar hatimu tapi jangan egomu.
Menjadilah besar ikhtiarmu mengisi semua waktumu.
Dan redupkanlah angkuh ego dan dengkimu karena semua pencapaian insan tak kan pernah sedikitpun dapat mengimbangi megahnya semesta.
Selain memberi apresiasi pada narasumber lainnya, Doktoral UINSA tersebut menyampaikan kalimat-kalimat motivasi untuk semua yang hadir.
“Dalam hidup, kita harus memiliki optimisme diri, kita bisa mencontoh semangatnya ibu Kartini Ayu, yang menulis buku ‘Masih Ada Embun di Negeriku.’ Oleh sebab itu mari kita jaga asa atau harapan, dan engganlah kita berputus asa,” yang disambut tepuk tangan semangat para peserta.
Aktivis yang meraih penghargaan Tokoh Milenial Literasi Jatim versi ARCI tersebut, juga menjelaskan pentingnya bangun peran tanpa jabatan.
“Mari kita bergandengan tangan membangun peran ditengah masyarakat, sekalipun kita tidak memiliki jabatan politik maupun pemerintahan. Kita harus memiliki kemauan berbuat kebaikan meski dengan cara sederhana, dan kepedulian terhadap kelangsungan moral dan pendidikan generasi penerus bangsa,” pungkas Ning Lia yang Senator Jatim. ***
@gus