Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Harga Gabah Anjlok, LPPNU Jatim Minta Pemerintah Stop Impor Beras

Editor : Romy.R | 15:40 WIB

Dok.newspantau/istimewa.
Petani Lamongan saat mengunduh panen padi, tp masih menjerit akibat harga gabah Anjlok, Jum'at (12/3/2021).
----------------------------------------------

News-Pantau.com, Lamongan - Harga gabah yang turun di saat panen raya pada Maret 2021 menjadi perhatian khusus Pengurus Wilayah Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Jawa Timur. Akibatnya, petani dirugikan. Kondisi itu akan kian buruk jika rencana pemerintah mengimpor beras betul-betul dilakukan.

Ketua PW LPPNU Jatim Ghufron Ahmad Yani mengatakan, saat ini harga jual gabah kering panen (GKP) di beberapa daerah di Jawa Timur di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) sebesar Rp4.200. Di Kediri, misalnya, harga jual GKP hanya antara Rp 4.000 sampai Rp 4.100.

“Kita sangat sakit hati dengan kondisi harga gabah yang terus turun ini, di mana kamarin saat mau tanam petani kesulitan pupuk, sekarang musim panen harga malah turun," kasihan para petani kita kata Yani kepada Pantau-News.com, Jumat (12/03/2021).

Kondisi itu akan kian buruk dengan adanya kabar rencana pemerintah yang akan mengimpor satu juta ton beras. Menurut Gus Yani, kebijakan itu tidak tepat dan tidak berpihak kepada petani. Padahal, lanjut dia, sektor pertanian merupakan salah satu penopang dan penolong utama perekonomian nasional di tengah terpaan pandemi Covid-19.

Dok.newspantau/istimewa.

"Kita sangat menyayangkan rencana impor beras satu juta ton ini. Padahal, jika kita lihat data statistik yang dirilis BPS pada tgl 1 Maret 2021 tentang data padi, potensi produksi beras Januari-April 2021 sebesar 14,54 juta ton, sementara konsumsi Januari-April 2021 sebanyak 9,72 juta ton,” ujar alumnus Fakultas Syariah IAIN (kini UIN) Sunan Ampel Surabaya itu.

Dengan demikian, Gus Yani mengatakan bahwa terjadi surplus beras sebanyak 4,81 juta ton pada Januari hingga April 2021. Karena itulah LPPNU Jatim meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) secara maksimal hasil panen petani, bukan malah mengimpor terus untuk apa pemerintah melakukan import ?

"Jika masih cinta negara Indonesia, maka perhatikan dan perbaiki nasib petani, kita " pungkas gus Yani.

(Red_Romy).

HUT JATIM KE -75