Haikal Hassan Cerita Bertemu Rasulullah SAW, PWNU Jatim : Jangan Mau Dibohongi
Editor : Andi Dara - Koord.Liputan
21:35 WIB
"Saya tidak tahu beliau bermimpi sungguh atau tidak. Tapi dari orang itu kan tidak boleh menginformasikan sesuatu yang dapat satu kelebihan (bertemu Rasulullah). Jadi biasanya hal-hal seperti itu tidak dipublikasikan. Kalau orang yang sering ketemu Nabi itu tak di-publish," kata Khatib Syuriah PWNU Jatim KH Safruddin Syarif kepada awak media newspantau.com, Selasa (15/12/2020).
Untuk itu, Safruddin mengungkapkan tak percaya Haikal bertemu lewat mimpi dengan Rasulullah SAW. Sebab, ia menilai pengakuan Haikal penuh motif politis untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya.
"Kalau ini kan kentara sekali ada motif. Makanya kemudian saya cenderung tidak percaya apa yang dikatakan Haikal Hassan. Tapi hakikatnya dia sendirilah. Kalau dia bohong, ya dia tanggung jawab sendiri. Karena kita kan tidak tahu," tegas Safruddin.
"Dan saya melihat ini ada motif-motif politik untuk memberikan satu dukungan dan memberikan penegasan kepada masyarakat supaya kalau mati akan bersama dengan Kanjeng Nabi. Kan gitu seakan-akan. Maka dari itu, perlu dicurigai. Artinya, saya pribadi tidak percaya ungkapan Ustaz Haikal Hassan itu," tambahnya.
Safruddin kemudian menjelaskan orang yang bertemu dengan Rasulullah sebenarnya tidak ada larangan memberitahukan kepada orang. Namun hal itu dikhawatirkan akan menjadi riya.
"Ya sebenarnya tidak harus. Tapi orang-orang yang ketemu Nabi itu biasanya itu adalah satu pangkat, satu nikmat yang diberikan oleh Allah, yang biasanya para kiai tak mudah memberitahukan kepada orang lain. Karena takut riya. Karena dia berharap, setelah ketemu Nabi, itu akan ditemui lagi," terang Safruddin.
"Nah, ketika dia riya, Nabi tidak senang. Jadi, kalau orang sudah ketemu Nabi, itu senang dan ingin didatangi lagi (lewat mimpi). Makanya, kalau tidak terpaksa, dia tidak akan cerita. Dan tidak didahului dengan motif-motif seperti ini. Karena tujuan setelah ketemu Nabi itu dia pengin ketemu lagi. Maka dia rahasiakan supaya tak timbul riya," imbuhnya.
Menurut Safruddin, orang yang pernah berjumpa dengan Nabi merupakan orang pilihan. Untuk itu, dia menyebut ada ciri-ciri khusus jika orang itu sudah pernah berjumpa lewat mimpi. Adapun ciri utama itu jika orang jelek (akhlaknya), ia akan menjadi baik, dan jika sudah baik, maka akan bertambah baik lagi.
"Orang yang dikehendaki oleh Kanjeng Nabi untuk bertemu itu orang pilihan. Andaikata dia orang jelek, maka berubah menjadi baik. Kalau dia baik, maka dia akan tambah baik. Karena yang ditemui Nabi itu tidak sembarangan orang," tandasnya.
"Mohon maaf, mohon maaf. Seperti saya dan teman-teman seperti saya banyak yang ndak ketemu ketemu Nabi. Karena tidak mudah. Tetapi juga tidak menutup kemungkinan ada cerita kiainya tidak ketemu Nabi tapi santrinya ketemu Nabi," tutur Safruddin.
Atas ramainya pengakuan Haikal Hassan bertemu dengan Nabi Muhammad, Safruddin menyarankan agar masyarakat tidak mudah percaya. Untuk itu, ia mengimbau masyarakat cerdas dalam menerima pengakuan terlebih lagi sudah dikaitkan dengan motif politik.
"Ya menurut saya, masyarakat harus cerdas. Jangan mau dibohongi ungkapan-ungkapan yang berbau agama tetapi itu telah dipolitisasi sehingga untuk tujuan mereka. Oleh karena itu, kita harus cerdas dan tidak mudah percaya kalau ada orang bilang seperti itu," pungkas Safruddin. (caca@tteh).